AMBARAWA, suaramerdeka.com -Belasan hektar lahan padi milik petani di lingkungan Tambakrejo, Kelurahan Tambakboyo, Ambarawa, Kabupaten Semarang sejak empat bulan lalu diketahui mengalami kesulitan pasokan air. Akibatnya, tanah persawahan yang ada terlihat merekah, petani pun khawatir kedepan akan mengalami gagal panen.
Yanto (58) salah satu petani warga lingkungan Tambakrejo RT 5 RW 3 mengatakan, dirinya bersama petani lainnya harus membuat sumur bor sedalam 50 meter dan membeli pompa air untuk mengairi sawah. Setidaknya setiap hari petani harus mengeluarkan uang Rp 30 ribu guna membeli premium untuk bahan bakar pompa air.
"Setiap hari kami harus mengandalkan pompa air guna mengalirkan air ke sawah," katanya kepada wartawan, Selasa (11/9).
Menurutnya, jika aliran air terlambat dapat dipastikan lahan persawahan akan merekah dan tanaman yang ada akan mati layu atau puso.
"Semua petani harus melakukan 'ronda' di sawah untuk menjaga permukaan air, pasalnya jika lengah air akan kembali hilang masuk ke rekahan tanah," jelasnya.
Senada dengan Yanto, Budi Kurniawan (28) penggarap sawah warga Tambakrejo RT 2 RW 3 menuturkan, karena keterbatasan sarana yang ada dirinya harus bekerja ekstra memindahkan pompa air kapasitas 800 liter/menit dari sawah satu ke sawah lainnya untuk mensuplai air ke lahan milik saudaranya.
Dirinya dan petani lainnya berharap, Pemkab Semarang melalui instansi terkait mencari solusi soal pengairan sawah pada musim kemarau. Tidak hanya itu, petani juga menghimbau pemerintah memperhatikan sejumlah saluran irigasi di sekitar lingungan Tambakboyo yang sering meluap tidak kuat menahan debit air saat musim hujan.
"Area Tambakboyo dan sekitarnya akan kekeringan pada musim kemarau, namun akan kelebihan air bahkan meluap ketika musim hujan. Petani dan peternak lele pun trauma menyusul harus menanggung rugi yang tidak sedikit," tandas Budi.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !