Pertempuran Ambarawa Akibat Ketidakkonsistenan Sekutu - Ambarawa OnLine
Headlines News :

Indahnya Kebersamaan

Media pemersatu warga Ambarawa lintas Politic, Ekonomi, Sosial, Budaya Pertahanan dan Keamanan.

Mutiara Bangsa

.

Popular Post

Pasarpon Ambarawa adalah pasar hewan terbesar dan terlengkap di Indonesia. Kunjungi www.pasarpon.com , Sudah dapat diakses Via Facebook.
Home » » Pertempuran Ambarawa Akibat Ketidakkonsistenan Sekutu

Pertempuran Ambarawa Akibat Ketidakkonsistenan Sekutu

Written By Faris Blog on Senin, 19 November 2012 | 07.44

Perang Ambarawa diabadikan di Museum Satria Mandala



Museum Satria Mandala mencatat berbagai macam peristiwa penting dan bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia, yang melibatkan para pejuang bangsa yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi menjaga kedaulatan tanah air.
Sebuah gambaran peperangan Ambarawa bisa kita saksikan di Ruang Diorama II, yang terletak di lantai satu bangunan museum. Dalam diorama ini, digambarkan betapa sengitnya pertempuran yang terjadi antara pejuang bangsa dengan tentara Sekutu yang telah melanggar komitmennya atas kedatangan mereka ke Indonesia.

Awal mula terjadinya perang besar ini, saat Tentara Sekutu mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945, di bawah pimpinan Brigadir Bethell . Seharusnya, mereka mengemban misi untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. 
Namun, kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA yang berisikan para tentara Belanda. Mengetahui kabar ini, banyak pihak yang sebenarnya menentang dan menduga bahwa NICA merupakan representasi Belanda yang akan kembali menjajah Indonesia.
Melihat misi yang diembannya dianggap baik, kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah Mr Wongsonegoro menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.

Sekutu Mulai Berulah

Kecurigaan berbagai pihak tentang misi yang diemban Sekutu, yang juga menggandeng NICA, lambat laun menjadi terbukti. Ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai. Hal ini, tentu saja , menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Sejak saat ini, peperangan mulai terjadi di kota Magelang.
Tindakan tentara Sekutu makin tak terkontrol, makin congak. Di beberapa tempat di Magelang, tentara Sekutu mencoba melucuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan membuat kekacauan. Ini jelas bertentangan dengan maksud kedatangan Sekutu pada mulanya. Menghadapi situasi ini, rakyat dan TKR tidak tinggal diam. TKR Resimen Magelang pimpinan Letkol. M. Sarbini membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari segala penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan Presiden Soekarno yang berhasil menenangkan suasana.

Sebagai hasil perundingan antara Presiden Sukarno dengan dan Brigadir Jenderal Bethel, pasukan Sekutu secara diam-diam ditarik meninggalkan Kota Magelang menuju ke Benteng Ambarawa. Akibat peristiwa tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol. M. Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan mundur tentara Sekutu tertahan di Desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan Oni Sastrodihardjo yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta.
Kekesalan para pejuang nampaknya sudah memuncak. Saat tentara Sekutu sampai di di Ngipik, mereka kembali dihadang oleh Batalyon I Soerjosoempeno. kembali dihadang oleh Batalyon I Soerjosoempeno Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol. Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut, namun ia ia gugur dalam sebuah pertempuran. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas, Kolonel Sudirman merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran.
Kolonel Sudirman Gedor Motivasi Pejuang
Kehadiran Kolonel Sudirman memberikan napas baru serta meningkatkan semangat bagi para pasukan. Koordinasi diadakan di antara komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir dari Yogyakarta, Solo, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain.
Tanggal 23 November 1945, ketika fajar menjelang, mulailah tembak-menembak dengan pasukan Sekutu yang bertahan di kompleks gereja dan kerkhop Belanda di Jl. Margo Agoeng. Pasukan Indonesia terdiri dari Yon. Imam Adrongi, Yon. Soeharto dan Yon. Soegeng. Tentara Sekutu mengerahkan tawanan-tawanan Jepang dengan diperkuat tanknya, menyusup ke tempat kedudukan Indonesia dari arah belakang, karena itu pasukan Indonesia pindah ke Bedono.
Pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Sudirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar. Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan mulai dilancarkan. Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul oleh penembak-penembak karaben. Pertempuran berkobar di Ambarawa. Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa dikuasai oleh kesatuan-kesatuan TKR. Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit.
Kolonel Sudirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar capit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.

Sumber : Semanggi, Wartakotalive.com
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jalan baru (JB)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ambarawa OnLine - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya