SENTRA PENJUALAN BURUNG DI PASAR PON, AMBARAWA, JAWA TENGAH - Ambarawa OnLine
Headlines News :

Indahnya Kebersamaan

Media pemersatu warga Ambarawa lintas Politic, Ekonomi, Sosial, Budaya Pertahanan dan Keamanan.

Mutiara Bangsa

.

Popular Post

Pasarpon Ambarawa adalah pasar hewan terbesar dan terlengkap di Indonesia. Kunjungi www.pasarpon.com , Sudah dapat diakses Via Facebook.
Home » , » SENTRA PENJUALAN BURUNG DI PASAR PON, AMBARAWA, JAWA TENGAH

SENTRA PENJUALAN BURUNG DI PASAR PON, AMBARAWA, JAWA TENGAH

Written By Faris Blog on Minggu, 07 April 2013 | 05.25

SENTRA PENJUALAN BURUNG DI PASAR PON, AMBARAWA, JAWA TENGAH

Sentra Burung Ambarawa: Tersedia burung langka


Berdiri sejak tahun 1994, Pasar Pon, Ambarawa, Jawa Tengah, kini termasuk salah satu pasar burung terbesar di Jawa. Pasar ini cukup tenar di kalangan para pecinta burung, baik burung kicau maupun burung hias.
Pamor pasar ini mencorong lantaran koleksi burung yang dijual terbilang lengkap. Beberapa burung unik, bahkan yang sudah masuk kategori langka bisa ditemukan di Pasar Pon.
Contohnya, burung nuri dan kakatua. “Harga beberapa jenis burung langka memang mahal, tapi untuk burung yang habitatnya ada di Ambarawa, harganya relatif murah,” tutur Sidik Rukadi, salah seorang pedagang burung di Pasar Pon.
Beberapa jenis burung yang habitatnya ada di Ambarawa antara lain burung tledekan atau sulingan, decu, dan kacer hitam. Harga burung ini masih berkisar puluhan sampai ratusan ribu.
Beda dengan burung langka seperti cucakrowo dan anis merah. Kata Sidik, harga kedua jenis burung itu bisa mencapai jutaan rupiah.Selain langka, burung-burung itu juga didatangkan dari luar Ambarawa.
Pedagang lainnya, Endar Rosid mengatakan hal serupa. Menurutnya, ada beberapa jenis burung yang harganya lebih mahal jika dibandingkan pasar burung yang ada di Solo atau Jakarta.  Namun demikian, para penghobi burung tidak keberatan.
“Namanya juga hobi, kalau sudah suka, ya tidak masalah meskipun harganya mahal,” kata dia. Endar bilang, semakin langka burung akan semakin mahal pula harganya.
Sementara, faktor kicauan burung atau warna biasanya tidak terlalu berpengaruh terhadap harga. Endar, misalnya, pernah menjual burung nuri yang warna bulunya tidak terlalu cerah, tapi terjual relatif mahal.
Beda dengan jenis burung biasa, seperti pleci. Meskipun bulunya bagus tapi karena bisa ditemukan di banyak tempat, maka harga burung ini relatif murah.
Endar bilang, konsumennya tidak terbatas dari Pulau Jawa saja. Banyak juga konsumen datang dari luar Pulau Jawa.
Berbeda dengan Septi Prima yang fokus berjualan burung merpati. Septi memilih hanya menjual merpati lantaran cepat laku.
Hanya dalam jangka waktu sehari atau seminggu, burung merpati di kiosnya sudah terjual. “Kalau jenis burung lain belum tentu terjual dalam tiga kali weton Pon (15 hari),” ujarnya.
Septi sendiri sudah berjualan burung merpati sejak tiga tahun terakhir. Pada hari biasa, Septi bisa menjual lima pasang burung merpati. Namun, saat weton Pon, penjualannya meningkat hingga dua kali lipat.
Selain menjual burung merpati, ia juga menjual aneka sangkar burung merpati. Satu sangkar burung dijualnya seharga Rp 40.000 – Rp 200.000.
Kata Septi, pasokan burung merpati selalu ada karena banyak peternak merpati di Ambarawa. Hampir setiap minggu, peternak memasok merpati kepadanya.   
Pasar Pon, Ambarawa, Jawa Tengah kesohor lantaran koleksi burungnya lengkap. Pasar ini menjadi rujukan bagi para penggemar burung dari pelbagai daerah. Selain penggemar burung, banyak juga pedagang burung dari daerah lain berburu burung di tempat ini.
Sidik Rosadi, salah seorang pedagang burung di pasar ini mengatakan, pelanggannya banyak juga sesama pedagang burung dari tempat lain, seperti pedagang burung di Pasar Depok, Solo, Jawa Tengah. “Mereka mencari burung langka di sini atau yang harganya murah supaya bisa mendapat untung di sana,” katanya.
Selain dari Solo, pedagang burung langganan Sidik ada juga yang dari Semarang, Jakarta, Banyuwangi, Pati, dan Kudus. Sebaliknya, Sidik juga kadang mendapatkan pasokan burung dari kota-kota tersebut.
Sidik mengaku mendapat untung sekitar Rp 50.000 – Rp 200.000 dari penjualan setiap ekor burung. Kata Sidik, setiap minggu ada saja orang yang menjual burung padanya.
Biasanya, orang-orang itu adalah penghobi burung yang sudah bosan memelihara burung tertentu dan mau mengganti koleksinya. Selain itu, ada juga warga sekitar Ambarawa yang sengaja menangkap burung untuk dijual pada Sidik.
Pedagang burung lainnya, Endar Rosid menuturkan tak pernah kesulitan mendapatkan pasokan selama berjualan di Pasar Pon. Justru, stoknya kadang terlalu banyak sehingga pernah Endar harus menunggu 10 pon hingga satu jenis burung laku terjual.
Septi Prima, pedagang burung yang lain, mengungkapkan bahwa kadang burung-burung yang dijual di Pasar Pon diikutsertakan dalam lomba atau kontes. Jika menang, maka harga jual burung itu meningkat.
Septi sendiri sering mengikutsertakan burung merpati dagangannya, baik merpati balapan atau merpati tinggian dalam kontes. “Kalau menang, harganya bisa sampai dua kali lipat,” ujarnya.
Supaya kondisi burung tetap prima, Septi sangat memperhatikan cara perawatan burung dagangannya. Setiap pagi, burung merpatinya dijemur, lalu dimandikan sebelum kembali masuk kandang.
Selain itu, seminggu sekali, burung merpati diberi minum jamu ramuan Madura yang isinya kuning telur, madu, dan jahe. “Tujuannya agar badannya fit, jadi harganya terjaga," tutup dia.
Sidik juga kerap melombakan burung dagangannya. Ia mengaku, sudah lama hobi memelihara burung. Dengan menjadi penjual burung, sekarang relasinya semakin luas karena bergaul dengan para penghobi burung dari pelbagai daerah.
“Bukan hanya dengan sesama pedagang, tapi juga dengan penghobi burung, saya senang bergaul,” tuturnya. Sidik mulai berjualan di Pasar Pon sejak 1994. Di Pasar Pon, ia membeli tanah seluas 3 meter x 4 meter.
Tanah itu dibayar dengan mencicil Rp 560.000 per bulan selama dua tahun. 

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jalan baru (JB)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ambarawa OnLine - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya