Agro Wisata Tlogo Tuntang - Ambarawa OnLine
Headlines News :

Indahnya Kebersamaan

Media pemersatu warga Ambarawa lintas Politic, Ekonomi, Sosial, Budaya Pertahanan dan Keamanan.

Mutiara Bangsa

.

Popular Post

Pasarpon Ambarawa adalah pasar hewan terbesar dan terlengkap di Indonesia. Kunjungi www.pasarpon.com , Sudah dapat diakses Via Facebook.
Home » » Agro Wisata Tlogo Tuntang

Agro Wisata Tlogo Tuntang

Written By Faris Blog on Rabu, 29 Agustus 2012 | 17.33




SEBUAH lokasi peristirahatan haruslah menawarkan kenyamanan, kedamaian, keindahan dan kealamian alam. Keempat instrumen penting itulah yang ditawarkan dan sekaligus menjadi unggulan Tlogo Ecotourism di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lokasi Tlogo Ecotourism atau yang lebih dikenal dengan nama Agrowisata Tlogo Tuntang ini berada di tengah-tengah perkebunan karet, dan kopi. Bangunan utamanya merupakan bangunan tua peninggalan Belanda. Dulunya, Belanda menggunakan bangunan ini untuk kantor perkebunan.
Kini bangunan yang di bawahnya terdapat makam Belanda ini telah disulap menjadi pendopo yang ekslusif. Dengan tata ruang dan desain interior khas Eropa klasik, pendopo ini bisa digunakan untuk acara-acara pertemuan maupun makan malam yang istimewa.
Istimewa karena jika kita berada di dalamnya kita akan merasakan ‘rasa Eropa’. Pendopo ini ibarat panggung karena terletak di bagian atas, lebih tinggi dari bangunan lain. Berada di dalamnya akan membuat kita serasa terbang ribuan mil ke Eropa Barat. Lantai keramik kuno warna kuning bergaris diagonal dan kursi-kursi kayu menegaskan suasana klasik tersebut.
Hal ini masih ditambah lampu gantung kuno yang menggantung tepat di tengah-tengah ruangan. Di sisi kanan kiri terdapat sejumlah jendela yang berfungsi sebagai jalan masuk cahaya. Lewat jendela sebelah kanan kita akan bisa melihat bangunan lawas yang digunakan sebagai kantor perkebunan sekarang. Di sebelahnya terdapat rumah tinggal kepala perkebunan.
Dari sini kita juga bisa menyaksikan lapangan beton tempat pengeringan biji kopi dan juga pabrik pengolahan karet mentah. Jika kita baru sekali ke sini pasti kita akan mengira lapangan tersebut adalah sebuah lapangan tenis atau basket. Selain berlantaikan cor semen seluruh bagian lapangan juga dikelilingi pagar kawat. Namun sehari-harinya lapangan ini digunakan untuk menjemur hasil panen.
Di sisi kiri kita akan menemukan bangunan tempat manajemen Tlogo Ecotourism beraktifitas. Sementara tepat di belakang pendopo kini tengah dibangun sebuah hotel baru 16 kamar dengan rancangan modern. Saat kami mengunjungi Tlogo Ecotourism, hotel ini sudah dalam tahap finishing.
Suasana berbeda inilah yang diunggulkan manajemen Tlogo Ecotourism Tuntang untuk dinikmati para pelancong. Pendopo yang dinamai Club House & Meeting Room ini mampu menampung 50 sampai 250 orang. Lumayan luas untuk menggelar acara keluarga maupun kantor.
Dengan luas mencapai 415 hektar dan berada pada ketinggian 400-675 di atas permukaan laut, Tlogo Ecotourism Tuntang menawarkan kesempurnaan lokasi peristirahatan.
Selepas kita menikmati keindahan Pendopo ‘Makam Belanda’ kita bisa menikmati kebun wisata. Di tengah-tengah kebun hijau nan luas inilah dibangun puluhan bungalow bertemakan alam. Lokasinya berada di bagian kanan bangunan utama.
Bungalow-bungalow ini tersembunyi di antara rimbun pepohonan. Berdiri sendiri-sendiri tidak menyatu seperti layaknya hotel pada umumnya. Jarak antarbungalow lumayan jauh, mencapai puluhan meter. Mereka dihubungkan dengan jalan setapak yang dibuat dari tatanan bata merah berundak-undak. Pemilihan bahan ini memberikan kesan alami dan khas.
Di ruas jalan yang lurus dan relatif datar manajemen Tlogo Ecotourism membangun jalan setapak dari bahan paving blok. Ada juga jalan yang terbuat dari tatanan batu-batu kali. Jalan ini membelah lurus pepohonan sehingga seperti ular yang tergolek memanjang. Jika Anda melewati ruas jalan ini Anda akan merasa seperti menembus lorong hijau.
Setapak yang memasuki cottages juga disusun dari bahan batu-batu alam. Selain tidak licin, batu-batu berwarna gelap ini memberi suasana berbeda, teduh dan dingin. Pengunjung serasa menuju sebuah bangunan era zaman kerajaan tempo dulu. Sebuah bangunan batu bata merah dikurung sejuta hijau. Ya, beraneka bunga dan tanaman memang menjadi penghias taman di depan bungalow (cottages).
Taman tersebut meskipun kecil namun terlihat asri dan segar. Ada tanaman lumbu mas warna hijau (aglonema) dan juga pisang-pisangan yang berbunga merah dengan ujung kuning terang. Di depan cottages diletakkan sepasang kursi bambu coklat. Satu kursi duduk biasa dan satu lagi kursi bambu panjang untuk rebahan. Di antara kursi ini diletakkan meja bambu. Ini bisa menjadi tempat pengunjung untuk duduk sejenak beristirahat setelah lelah berjalan-jalan menikmati panorama alam.
Puas leyeh-leyeh di teras, kita bisa masuk ke dalam cottages yang memiliki pintu terbuat dari kayu jati. Model pintu ini sangat sederhana. Kayu jati tidak diukir seperti tren saat ini, melainkan berupa lembaran-lembaran besar.
Sampai di dalam pengunjung akan mendapati sebuah ranjang yang didesain eksotik. Kaya unsur-unsur etnik. Sebuah ranjang dengan seprei warna putih bersih terbuat dari bahan yang sangat halus dan dibalut dengan kain batik coklat berbunga-bunga akan memanjakan kita. Di sekeliling ranjang terdapat kain klambu yang tidak hanya akan memberikan rasa hangat dan nyaman namun juga menghindarkan dari serangan serangga di malam hari.
Jika siang, kita bisa menyibak klambu ini agar terasa lebih lega dan indah. Kain klambu putih yang menjuntai ke bawah ini juga berfungsi sebagai ornamen yang memberi suasana nan romantis.
Di depan ranjang sebuah meja kayu disediakan untuk tempat kita meletakkan barang-barang. Ada poci, telepon lokal, buah-buahan segar, dan juga televisi jika Anda ingin menonton hiburan. Sebuah kursi kayu dengan sandaran melandai menjadi pelengkap. Ada juga kursi berbentuk unik. Kursi kayu ini tidak memiliki sandaran di belakang. Sandaran justru diletakkan di samping kanan dan kiri membentuk ellips.
Di sebelah meja terdapat sebuah jendela kaca besar tempat kita menatap dunia luar. Selain berfungsi untuk pencahayaan ruangan jendela kaca ini juga memberi kita kesempatan untuk melihat hijau pohon dan luas kebun membentang. Kita bisa menyaksikan kebun kopi, karet, dan juga rimbun pepohon, cukup dengan membuka korden. Asyikkan.
Dinding batu bata yang sengaja dicat putih memberikan kesan bersih dan padang (terang). Sebagai pemanisnya ditempatkan sejumlah lukisan etnik. Jika kita merebahkan diri di ranjang dan menatap ke langit-langit maka kita akan menemukan sesuatu yang tak biasa. Atap tidak terbuat dari eternit melainkan anyaman bambu yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk ornamen indah. Anyaman bambu ini di letakkan di tengah antara genting dan kayu usuk.
Namun yang teristimewa adalah bentuk kamar mandi. Tlogo Ecotourism memergunakan model kamar mandi terbuka. Atap kamar mandi hanya menutup setengah luas kamar mandi. Setengahnya lagi sengaja dibiarkan terbuka sehingga sambil mandi kita bisa menyaksikan langit biru dan juga burung-burung yang biasa menari-nari di ujung ranting. Tembok kamar mandi terbuat dari batu andesit pipih mirip keramik tembok.
Lalu apalagi yang bisa kita nikmati di Tlogo Ecotourism? Masih banyak hal berbeda bisa kita nikmati di sini, kita hanya tinggal menyebut dan kemudian bisa menikmatinya. Sebut saja mini hall dilengkapi sound system, OHP dan whiteboard, kemudian mendaki gunung, lokasi training outbound, taman buah, kolam renang, restoran dan kolam pemancingan.
Menurut Dwi Windiari Widyastuti, General Manager Tlogo Ecotourism selama ini sebagian wisatawan berasal dari mancanegara. Sementara wisatawan lokal kebanyakan adalah masyarakat yang tinggal di kota. ”Kami mengajari wisatawan cara petani menyadap pohon karet. Bagi mereka hal ini merupakan pengalaman baru,” katanya.
Wisatawan bisa melihat-lihat mesin kuno untuk mengolah karet, dan juga mesin pengolah kopi bekerja. Keduanya merupakan mesin tua buatan Inggris tahun 1932. Selain itu ada juga atraksi unik pemanjatan pohon kapuk. Wisatawan juga akan dikenalkan dengan lingkungan pedesaan, cara menanam padi di sawah, atau menunggang kerbau.
Para pengunjung akan ditemani oleh petugas pemandu yang akan menjelaskan mengenai bagaimana memetik kopi, menyadap karet, dan mempraktikannya secara langsung.
Untuk yang demen musik tradisional wisatawan bisa menikmati alunan damai musik karawitan sambil menikmati jagung bakar, ubi kayu bakar, dan menyeruput hangatnya wedang ronde.
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jalan baru (JB)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ambarawa OnLine - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya