Srabi Ambarawa, Sudah Masuki Generasi Kedua - Ambarawa OnLine
Headlines News :

Indahnya Kebersamaan

Media pemersatu warga Ambarawa lintas Politic, Ekonomi, Sosial, Budaya Pertahanan dan Keamanan.

Mutiara Bangsa

.

Popular Post

Pasarpon Ambarawa adalah pasar hewan terbesar dan terlengkap di Indonesia. Kunjungi www.pasarpon.com , Sudah dapat diakses Via Facebook.
Home » , » Srabi Ambarawa, Sudah Masuki Generasi Kedua

Srabi Ambarawa, Sudah Masuki Generasi Kedua

Written By Faris Blog on Minggu, 08 Juli 2012 | 21.40

Semarang, CyberNews.  Kebanyakan masyarakat Jawa Tengah mengetahui penganan srabi, jajanan berbentuk bulat seperti apem. Di Kota Solo, masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan makanan itu di pusat kota, terutama Jl Slamet Riyadi.
Selain Solo, Kecamatan Ambarawa juga memiliki makanan khas srabi. Di sepanjang jalan Ambarawa-Secang, tepatnya di Dusun Ngampin Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa banyak berjajar penjual srabi. Pada dasarnya, srabi Solo dengan Ambarawa tidaklah jauh berbeda. Hanya saja ukuran srabi Solo lebih besar dibanding Srabi Ambarawa.
Selain itu cara penyajiannya juga berbeda, di Ambarawa penjual menyajikan srabi dengan kuah yang terbuat dari santan kelapa dicampur gula merah dan gula pasir. Sementara srabi Solo, setelah matang langsung bisa disantap.
Warsih (47), warga setempat, mengaku sudah berjualan srabi disana selama 22 tahun. Ibu empat anak itu menyatakan meneruskan apa yang dilakukan ibunya dahulu. "Sejak masih kecil, ibu saya sudah berjualan disini. Karena ibu sekarang sudah tua, saya yang meneruskan berjualan," paparnya.
Dulunya, lanjut dia, di sepanjang jalan itu hanya ada 17 penjual srabi saja. Namun kini sedikitnya 117 penjual srabi menjajakan makanan itu disana. Karena pedagangnya kian banyak, mereka sepakat membentuk sebuah paguyuban penjual srabi "Mekarsari". Hingga kini, 70 penjual srabi telah bergabung di paguyuban yang selalu mengadakan pertemuan rutin setiap tanggal 5 tersebut.
Penjual srabi lainnya, Marni (24), sudah berjualan di tempat itu selama satu tahun terakhir. Senada dengan Warsih, Marni mengaku berjualan karena meneruskan usaha ibunya. Dulunya, wanita lajang itu bekerja di sebuah pabrik garmen di kawasan Ungaran. Karena kontrak kerjanya tak dilanjutkan oleh pabrik, dia memilih berjualan srabi. "Jaman sekarang sulit cari kerja. Lebih baik usaha sendiri, biarpun hasilnya tak banyak yang penting dapat uang," katanya.
Setiap harinya, Marni berjualan mulai pukul 09.00-22.00. Selain srabi, para penjual disana juga menyediakan opak samier yang terbuat dari singkong. Tiap harinya Marni mengeluarkan modal sekitar Rp 30.000 untuk membeli bahan-bahan guna membuat srabi. Bahan tersebut adalah beras yang sudah di selep, kelapa, gula merah, gula pasir,dan garam. Dari satu kilogram beras, bisa menjadi sekitar 90 srabi.
Setiap sepuluh buah srabi dijualnya seharga Rp 5.000, sedangkan satu porsi yang berisikan empat srabi dijual Rp 2.500. "Kalau srabi terjual habis, saya mendapat uang sekitar Rp 45.000. Lumayan mas untung Rp 15.000, tapi kalau habis lo," terangnya.
Dua rasa yang ditawarkan yakni srabi tawar yang berwarna putih dan manis yang berwarna merah karena dicampur gula merah. Karena sudah menjadi ciri khas daerah dan banyak mendatangkan pembeli, para penjual mendapat bantuan pemerintah setempat berupa kios yang terbuat dari kayu dan beratap genteng tanah sejak enam tahun lalu.
Saat melakukan perjalanan menuju Magelang, Temanggung, ataupun sebaliknya dan melewati Ambarawa, tak lengkap rasanya bila tak mampir untuk menikmati Srabi dan opak samier di Ngampin.
( saptono joko s/cn09 )
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jalan baru (JB)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ambarawa OnLine - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya