Sekelumit Ceritera Pasar Pon Ambarawa - Ambarawa OnLine
Headlines News :

Indahnya Kebersamaan

Media pemersatu warga Ambarawa lintas Politic, Ekonomi, Sosial, Budaya Pertahanan dan Keamanan.

Mutiara Bangsa

.

Popular Post

Pasarpon Ambarawa adalah pasar hewan terbesar dan terlengkap di Indonesia. Kunjungi www.pasarpon.com , Sudah dapat diakses Via Facebook.
Home » , , , » Sekelumit Ceritera Pasar Pon Ambarawa

Sekelumit Ceritera Pasar Pon Ambarawa

Written By Faris Blog on Senin, 09 Juli 2012 | 17.21

UNGARAN, KOMPAS.com--Bagaimana jika sebuah pasar dikuasai oleh para binatang? Akankah mereka memberontak dari manusia? Aahh...Sepertinya tidak.
Mereka tetap saja menurut, termasuk saat mereka dipisahkan dari anggota keluarganya. "Diadopsi" untuk kemudian dikembangbiakkan merupakan bagian dari nasib mujur. Yang paling celaka, mereka dibeli kemudian dieksekusi menjadi onggokan daging yang dijual lagi per kilo.

Ya, demikian kira-kira nasib para hewan ternak yang dijual dipasar Pon, Ambarawa, kabupaten Semarang. Pasar ini buka setiap lima hari sekali, yakni jatuh pada hari pasaran pon dalam sistem penanggalan jawa.
Hewan ternak yang dijual bermacam-macam mulai dari "Rajakaya" (hewan berkaki empat) seperti sapi, kerbau dan kambing, sampai berbagai jenis unggas-unggasan dan burung atau "sato iwen", semua tersedia disini. Bahkan monyet, biawak, kura-kura sampai ular, sesekali bisa dijumpai.
Cahyo Margiyono (41) seorang blantik atau pedagang hewan ternak asal Polosiri, Bawen setengah berkelakar mengatakan, jumlah hewan ternak yang diperjualbelikan dipasar Pon jauh lebih banyak daripada jumlah manusianya.
Di atas, pernyataan Cahyo memang ada klaim, bahwa pasar Pon Ambarawa merupakan pasar hewan terbesar dan terlengkap di Indonesia. "Silahkan dihitung kalau tak percaya," tantangnya.
Hari pasaran pon sangat dinanti oleh para petani, peternak, maupun pencinta hewan. Terlebih oleh para "blantik" dan juga oleh para makelar yang dikenal dengan istilah "plathok".
Para peternak yang bertransaksi di tempat ini biasanya membeli hewan-hewan yang masih kecil, sehingga masih bisa diternakkan lagi. Untuk "Ngepon" (istilah untuk menyebut pergi kepasar Pon) para blantik maupun plathok dari luar kota biasanya menginap dipasar ini agar bisa lebih awal bertransaksi.
Tapi Cahyo tidak, karena rumahnya cukup dekat dengan pasar hewan ini. "Banyak yang dari luar kota om. Ada dari Batang, Pekalongan, Magelang, Purwodadi. Bahkan menjelang hari Qurban, para blantik dari Jawa barat atau Jawa Timur pada datang kesini untuk mencari hewan qurban," Kata Cahyo.
Seorang petugas pasar akan menghitung jumlah hewan ternak yang dibawa para blantik. Tiap seekor sapi yang laku dijual, kata cahyo, kemudian akan dipungut "pajak" sepuluh ribu rupiah sebagai uang jasa tempat. Sedang untuk seekor kambing, seekornya dipungut lima ribu rupiah.
"Masih di atas mobil waktu masuk sudah dihitung, begitu pulang akan dihitung ulang. Selisihnya akan dihitung sebagai ternak yang laku. tapi kalau unggas hanya bayar retribusi saja," katanya.
Ada banyak pelaku dan model transaksi dalam pasar hewan ini. Antara lain petani jual ke pembeli murni, petani jual ke blantik, atau sebaliknya blantik jual ke petani atau pembeli murni. Akan tetapi apapun model transaksinya, semua tak bisa lepas dari peran makelar atau plathok.
Transaksi antara pembeli dengan penjual secara langsung dalam prakteknya biasanya cukup sulit. Plathok serasa punya indera diatas rata-rata untuk mengendus bau rupiah. Demikianlah mata rantai yang menghidupi denyut nadi pasar Pon, Ambarawa. Tertarik melihat sapi bertegur sapa dengan seekor kelinci?
Temukan pasar ini sekitar 40 kilometer dari pusat kota Semarang arah ke Yogyakarta, tepatnya di desa Ngrengas, Ambarawa, anda mungkin sering melewatinya. Yakni sekitar satu kilometer setelah lepas dari terminal Bawen arah Jogja.
Tak perlu khawatir, disini juga ada warung makanan, minuman, jamu dan obat, tukang pijit, dan tukang cukur pun tersedia di pasar ini. Tapi ingat, hanya buka pada hari pasaran Pon saja. Selebihnya, suasananya nyaris mirip dengan kuburan tionghoa yang ada diseberang jalan didepannya. 

oleh : Syahrul Munir | Jodhi Yudono

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jalan baru (JB)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ambarawa OnLine - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya