AMBARAWA, suaramerdeka.com - Kondisi Rawapening
Ambarawa yang semakin memperihatinkan mendapat perhatian Menteri BUMN
RI Dahlan Iskan. Pasalnya kondisi sedimentasi Rawa Pening semakin hari
semain tinggi dan eceng gondok yang semakin banyak yang tentu saja
mengganggu kelestarian air.
"Saya menaruh perhatian agak serius
terhadap Rawa Pening sebab pertanian di Demak bagian selatan tergantung
pada pengairan dari Rawa Pening. Kemudian PLTA di Jelok Tuntang juga
menggunakan air dari Rawa Pening," kata Dahlan saat memberi tausiyah
para santri dalam Tadarus Kebangsaan di Pondok Pesantern Al Ittihad,
Poncol, Popongan Kecamatan Beringin Kabupeten Semarang, Sabtu (16/6)
malam. Acara juga dihadiri Bupati Semarang Mundjirin.
Dahlan
mengakui, memang dilema untuk mengatasi Rawa Pening ini. Di satu sisi
jika dibersihkan, nanti masayarakat ada yang keberatan karena selama ini
mereka hidup memanfaatkan Rawa Pening. Tetapi jika tidak dibersihkan
akan mengganggu kelestarian air. Padahal air Rawa Pening selama ini
dugunakan untuk PLTA dan pengairan sawah di wilayah Demak.
Menurut
Dahlan, karena semakin banyaknya enceng gondok terjadi tanah oloran.
Tanah oloran adalah sedimantasi yang semakin tinggi lama-lama menjadi
daratan. Lama-kelamaan pula oleh warga, sedimentasi itu dipatok dan
seolah-olah menjadi hak warga. Dengan begitu upaya untuk membersihkan
Rawa Pening ini akan terkendala warga yang selama ini memanfaatkan Rawa
Pening itu.
"Saya bertekad untuk membantu pembersihan Rawa
Pening. Saya ingin bertemu dengan komandan batalyon yang dekat dengan
rawa pening, beberapa waktu lalu sudah bertemu dengan Gubernur Jateng
Pak Bibit Waluyo, dan malam ini bisa bertemu dengan Bupati Semarang
Bapak Mundjirin. Dalam waktu dekat ini akan ada langkah-langkah lebih
nyata untuk pembangunan Rawa Pening," ujarnya.
Selain membahas Rawa Pening, Dahlan juga menyinggung PT Perkebunan Nasional (PTPN) IX Jateng. Diakuinya, PTPN IX ini saat ini masih agak susah. Sebab saat ini hutang-hutang pabrik gula di Jateng hampir mencapai Rp 1 triliun yang dibuat pada era-era dahulu tetapi harus ditanggung sekarang.
Selain membahas Rawa Pening, Dahlan juga menyinggung PT Perkebunan Nasional (PTPN) IX Jateng. Diakuinya, PTPN IX ini saat ini masih agak susah. Sebab saat ini hutang-hutang pabrik gula di Jateng hampir mencapai Rp 1 triliun yang dibuat pada era-era dahulu tetapi harus ditanggung sekarang.
"Kami optimistis dalam jangka dua tahun PTPN IX ini bisa kembali
sangat baik. Harapannya bisa mengabdi kepada daerah dan masyarakat.
Kalau sekarang disuruh mengabdi memang agak susah. Sebab mengurus
dirinya sendiri saja susah," katanya.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Ittihad Arifin Junaidi mengakatakan di pondok ini kerap menggelar pengajian atau tadarus kebangsaan yang dihadiri tokoh nasional. Beberapa tokoh yang pernah hadir di pondok ini di antaranya Megawati, Gus Dur, Muhaimin Iskandar, dan Mahfud MD. Mereka memberi pengajian kepada para santri maupun alumni. “Kami ingin memberi wawasan Ipoleksosbud kepada para santri maupun kiai agar mereka memikili pemahaman dan ada langkah-langkah nyata untuk peningkatan umat,” katanya.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Ittihad Arifin Junaidi mengakatakan di pondok ini kerap menggelar pengajian atau tadarus kebangsaan yang dihadiri tokoh nasional. Beberapa tokoh yang pernah hadir di pondok ini di antaranya Megawati, Gus Dur, Muhaimin Iskandar, dan Mahfud MD. Mereka memberi pengajian kepada para santri maupun alumni. “Kami ingin memberi wawasan Ipoleksosbud kepada para santri maupun kiai agar mereka memikili pemahaman dan ada langkah-langkah nyata untuk peningkatan umat,” katanya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !