Ada jejak peradaban kuno di situs penemuan harta karun yang ditemukan
oleh warga di Dusun Sejambu dan Dusun Ngreco, Desa Kesongo, Kecamatan
Tuntang, Kabupaten Semarang, Jateng. Jejak peradaban itu dipastikan oleh
petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala(BP3) Jateng setelah
mendatangi mengecek langsung beberapa benda yang ditemukan warga.
Benda-benda itu seperti kepingan uang jaman kuno, patung ganesha, sumur tua, besi pengikat barang, garpu dan lainnya.
Jejak
peradaban berasal dari tahun 612 M, dimana saat itu merupakan jaman
Hindu klasik. Perjalanannya dimulai dari Candi Dieng, Gedung Songo dan
melewati tempat ditemukannya harta karun di Desa Ngreco, Kecamatan
Tuntang, Kabupaten Semarang.
Pembuktian adanya jejak peradaban
itu juga ditemukannya sumur tua yang ada di sekitar Desa Kesongo,
Kecamatan Tuntang. Sumur tua itu berdiameter 236 cm dan lebar bibir 20
cm dalam kondisi sudah ditinggikan.
Sumur tua itu terbuat dari
tanah biasa kemudian diperkuat batu gendhol atau batu gunung. Sumur
merupakan tanda adanya mata air yang sengaja digunakan untuk sarana
pemenuhan air kebutuhan lingkungan dan pemukiman.
"Sumur
merupakan indikasi adanya pemukiman tapi perkuat harus ada pemukiman,"
ungkap peneliti BP3 Jateng Muhammad Junawan Kamis(5/4).
Junawan
juga memperkirakan bisa jadi penemuan uang logam itu dijadikan sebagai
sarana untuk berdagang jaman dahulu di tempat yang menjadi jalur
peradaban dan perdagangan.
"Cincin logam yang ditemukan berfungsi
sebagai pengikat bungkusan atau barang saat jaman Hindu kuno. Sementara
batu bata bukan peninggalan Hindu kuno atau untuk pepunden tapi salah
satu bagian bangunan peninggalan jaman Belanda," ungkap Junawan.
Soal
sepasang patung ganesha yang berada di tangan Siswanto penemu pertama
pepunden dan beberapa patung, salah satu patung ganesha dari sepasang
patung sudah dipertajam atau dirubah oleh orang.
"Saya kok
meragukan dari segi mudra atau sikap duduk, sikap tangan tidak ada dalam
sejarah, tidak diketemukan dalam ikonografi dalam ilmu kepurbakalaan.
Selain itu bisa dilihat dari bentuk sudah berubah ceritanya susah,"
ungkap Junawan.
(mdk/par)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !