Saya minggu lalu
berkunjung ke sana. Dan ini pertamakalinya dalam hidup saya. Rasanya
memang ironis, mengingat sebenarnya curug ini bisa ditempuh hanya dalam
waktu satu jam perjalanan saja dari rumah saya. Curug Benowo terletak di
Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, kabupaten Semarang. Andai saja
hari itu saya tidak sengaja menemukan namanya ketika browsing di
internet tentang data-data air terjun di Indonesia, saya barangkali tak
akan pernah mengunjunginya dalam seumur hidup saya. Entahlah.
Curug
Benowo bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan mobil
hanya sampai pada pos penjualan karcis masuknya saja. Setelah itu,
pengunjung bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Kebun cengkeh
merupakan “garis start” untuk memulai petualangan menuju curug ini.
Sebab di sanalah loket penjualan karcis serta tempat parkirannya
berada. setelah berjalan sekitar 100 hingga 200 meter dari sana, kita
akan melewati sebuah persimpangan. Di sana ada penunjuk jalan yang
dipaku pada sebuah pohon cengkeh. Setelah berjalan sedikit mengikuti
papan penunjuk itu, jalanan akan menurun. Di sana kita kemudian bisa
menemukan kali kecil yang airnya mengalir bening. Untuk menuju ke curug
Benowo, kita harus terus berjalan mengikuti kali itu. Nanti kita akan
sampai pada jembatan besi yang di bawahnya merupakan jurang yang cukup
dalam.
Setelah itu, kita
akan mengikuti jalan setapak di dalam hutan. Naik turun, melewati
beberapa sungai kecil, hingga menuju persimpangan. Persimpangan ini
menawarkan dua pilihan. Yang satu adalah jalan menuju Benowo, dan satu
lainnya menuju Curug Lawe. Yap, benar. Objek wisata ini tidak menawarkan
hanya satu curug saja, melainkan dua. Bahkan kata petugasnya, konon
curug di kaki gunung Ungaran ini—khususnya di daerah ini—sebenarnya ada
tiga. Yang satu, lantaran medannya masih rawan, maka belum bisa dibuka
untuk umum. Di persimpangan itu jangan khawatir tersesat, karena di sana
juga dipasang papan penunjuk jalan. Saya ketika itu memilih ke Benowo
(sesuai judulnya dong :D ). Sebab ketika itu hari sudah sore, maka saya
tidak sempat pergi ke curug yang satunya. Lain hari barangkali.
Tapi curug Benowo
saja sudah cukup membuat hati puas. Tempatnya benar-benar purba, seolah
belum terjamah oleh tangan manusia. Tebing curug ini berbentuk cekungan
serupa gelas. Dan air, terjun bebas dari atas melalui segala penjuru
tebing. Karena bentuk tempatnya seperti itu, maka anginnya pun jadi
otomatis kencang. Intensitas buih air yang berterbangan di sana bahkan
sanggup membuat baju kita basah kuyup meskipun kita tidak berendam.
Maka, jika anda berniat ingin mengabadikan gambarnya dengan kamera,
pandai-pandailah anda mengakalinya. Sebab akan kasihan lensa anda. []
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !