Kartini dalam Arus Perkembangan Telekomunikasi - Ambarawa OnLine
Headlines News :

Indahnya Kebersamaan

Media pemersatu warga Ambarawa lintas Politic, Ekonomi, Sosial, Budaya Pertahanan dan Keamanan.

Mutiara Bangsa

.

Popular Post

Pasarpon Ambarawa adalah pasar hewan terbesar dan terlengkap di Indonesia. Kunjungi www.pasarpon.com , Sudah dapat diakses Via Facebook.
Home » » Kartini dalam Arus Perkembangan Telekomunikasi

Kartini dalam Arus Perkembangan Telekomunikasi

Written By Faris Blog on Senin, 09 Juli 2012 | 20.20

KETIKA penemuan besar dalam teknologi komunikasi berupa telegraf ditemukan pada 1838,  tanah Hindia Belanda pun berkesempatan mencicipi teknologi tersebut pada 1856. Kota yang mendapat kesempatan pertama merasakan teknologi tersebut adalah Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Di jalur kedua kota inilah dipasang saluran telegraf pertama dengan pohon randu sebagai tiang telegraf. Pekerjaan itu kelar pada 23 Oktober 1856 - nyaris 153 tahun yang lalu.


Sukses dengan jalur telegraf Batavia-Buitenzorg, dua tahun kemudian saluran baru pun dibuka antara Jakarta dan Surabaya dengan cabang di Semarang- Ambarawa. Denys Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya Jilid I menyebutkan, pada tahun 1859 panjang saluran telegraf sudah mencapai 2.700 km dengan 28 kantor telegraf. Tiang-tiang telegraf pun dibangun di sepanjang rel kereta api.

Sementara itu, pada 1875 perusahaan swasta Belanda mulai memasang kawat telepon antara Tanjung Priok dan Gambir. Pada 16 Oktober 1884  jaringan telepon lokal itu resmi  digunakan sedangkan Semarang dan Surabaya menyusul pada 1886.

Pemerintah Belanda menentukan konsensi kepada perusahaan swasta penyedia jasa telepon selama 25 tahun. Di tahun 1897 Intercommunaal Telefoon Maatschappij - sebuah perusahaan swasta - mendapat konsensi untuk menyediakan layanan telepon jarak jauh (interlokal). Jaringan telepon interlokal itu meliputi Batavia-Semarang (dimulai 16 November 1896), Batavia-Surabaya (7 Desember 1896), Batavia-Buitenzorg (17 Mei 1898), Buitenzorg--Soekaboemi (12 Juni 1898), dan Bandoeng-Soekaboemi (15 Juli 1898).

Dari sebuah data tentang perkembangan jaringan telepon di Hindia Belanda  terlihat, memasuki abad 20 jalur telepon mulai terpasang di jalur Batavia, Cirebon, Tegal, dan Pekalongan. Selain itu juga di jalur Semarang dan Surakarta.

Begitu bersemangatnya warga Hindia Belanda pada teknologi yang memudahkan komunikasi, sampai-sampai Kartini si "Habis Gelap Terbitlah Terang" menulis demikian, "Hindia Timur - sekurang-kurangnya begitulah tampaknya - sedang mau menjadi bagian dari dunia modern. Sebagaimana telah kita lihat ada banyak benda modern di Hindia Belanda pada waktu itu, dan juga, sudah setengah abad berpengalaman dalam komunikasi dengan kabel."

Rudolf Mrazek dalam Engineers of Happy Land mencatat, "pada pergantian abad ketika Kartini menulis suratnya, setengah juta panggilan jarak jauh telah dilakukan setiap tahun di seluruh Jawa." Di tahun 1900, antara lain, sudah ada 925 pelanggan telepon di Batavia,  371 di Semarang,  568 di Surabaya, 123 di Yogyakarta, dan  43 di kota kelahiran Kartini, Jepara.

Kartini, lahir pada 1879 dan putri seorang bupati di Jawa, Jepara, beberapa kali menyebutkan kabel dan telepon dalam surat-surat kepada teman-temannya. Kartini, yang lahir tak lama sebelum peresmian jalur telepon pertama Tangjung Priok - Gambir,  menyebutkan teknologi komunikasi itu sebagai ungkapan rasa senang. Seperti kepada Henri van Kol, rekannya yang juga anggota perlemen Belanda, "rasanya seolah-olah ada kabel telepon tak terlihat antara sini dengan Lali Djiwa dan kembali lagi."  "Sini" dalam di sini, maksudnya adalah istana ayahnya dan Lali Djiwa adalah rumah van Kol di Prinsenhage, Belanda (rumah van Kol setelah selesai bertugas di Hindia Belanda).

Kini, lebih dari seabad kemudian - jika saja Kartini bisa menikmati - rasanya ia tak akan mampu melepaskan diri dari laptop atau PC -nya. Kecintaan dan rasa kangen pada sahabat-sahabatnya di Belanda bisa segera ia tuliskan dalam sebentuk surat elektronik yang tak perlu waktu lama untuk tiba di alamat si penerima. Surat-suratnya dalam Door Duisternis Tot Licht - Habis Gelap Terbitlah Terang - juga tak perlu lama menanti untuk diterbitkan.
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jalan baru (JB)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ambarawa OnLine - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya