Gedong Songo adalah kompleks percandian yang terletak di kaki Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Dinamakan Gedong Songo karena candi (gedong) di tempat itu berjumlah sembilan (songo). Dari satu candi ke candi lain, Anda bisa menyusur jalan setapak menguji otot kaki dan panjangnya napas.
Secara
 administratif, percandian ini berada di wilayah Desa Candi, Kecamatan 
Ambarawa, Kabupaten Semarang. Berada pada ketinggian 1.200-1.300 meter 
di atas permukaan laut, kompleks candi ini pada awalnya disebut sebagai 
"Gedong Pitoe". Sebabnya, pada waktu ditemukan, percandian ini hanya ada
 tujuh bangunan candi. Namun selanjutnya ditemukan dua bangunan candi 
lagi sehingga kemudian dinamai dengan percandian Gedong Songo. Kata gedong dalam bahasa Jawa berarti bangunan, sedangkan songo berarti sembilan. Dengan demikian arti Gedong Songo adalah, sembilan bangunan candi.
Meski
 nama yang diberikan adalah Gedong Songo, percandian ini hanya memiliki 
lima candi yang masih utuh. Sedangkan bangunan lain tinggal bagian 
pondasinya saja atau kaki bangunannya saja. Kelima candi tersebut telah 
dipugar oleh Dinas Purbakala. Candi Gedong I dan II dipugar pada tahun 
1928 sampai tahun 1929 dan tahun 1930 sampai tahun 1931. Pemugaran 
candi, terutama candi Gedong III, IV, dan V dan penataan lingkungan 
secara menyeluruh dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada 1972-1982.
Candi
 ini memuat fragmen-fragmen sejarah kebesaran budaya Hindu. Kesembilan 
candi tersebut berada di lereng-lereng bukit yang letaknya terpisah satu
 sama lain. Untuk mengunjungi semua candi Anda bisa menyewa kuda sambil 
menikmati keindahan alam dan kesegaran udara pegunungan. Cukup dengan 
biaya Rp 25.000 Anda dapat menunggang kuda menikmati candi dan 
pemandangan alam. Namun bila Anda ingin melakukan jalan sehat, Anda bisa
 jalan kaki sepanjang 4 kilometer.
Gajah dan Yoni 
Meskipun
 masa pendirian Candi Gedong Songo ini belum diketahui secara pasti, 
berdasarkan bentuk seni bangunan, para ahli menafsirkan percandian ini 
didirikan hampir sezaman dengan percandian di Dieng. Dengan demikian 
percandian ini juga termasuk bangunan Hindu tertua di Propinsi Jawa 
Tengah. Kenyataan ini dapat dilihat pada arca atau relief yang menempati
 relung-relung candi seperti arca Ciwa Mahadewa, Ciwa Mahaguru, Ganeca, 
Durga Mahisasuramardhani, Nandiswara dan Mahakala serta Yoni yang ada 
pada bilik candi.
Percandian Gedong Songo merupakan kelompok candi
 yang dibuat pada kurun waktu antara abad VII - IX Masehi. Diperkirakan,
 candi-candi ini dibangun oleh Raja Sanjaya, raja Mataram kuno pada 
sekitar abad 8 Masehi atau sekitar tahun 927 M. Melihat langgam 
arsitektur dan pendirinya yang beragama Hindu, Candi Gedong Songo jelas 
merupakan candi yang dibangun untuk pemujaan. Candi ini kali pertama 
dilaporkan keberadaannya oleh Gubernur Jenderal Raffles pada 1740.
Keistimewaan
 pada percandian Gedong Songo antara lain terdapat pada arca gajah dalam
 posisi jongkok. Arca ini terletak pada candi Gedong III dan Yoni dalam 
bentuk persegi panjang yang terletak pada candi Gedong I.
Lukisan Alam
Menikmati
 keindahan sembilan candi dalam satu tempat, itulah kelebihan kompleks 
Candi Gedong Songo ini. Kompleks ini tak hanya menyiratkan suasana tempo
 doeloe, tapi juga keindahannya. Dikelilingi hamparan bunga dan hutan 
pinus, Anda bisa menikmati segarnya aroma getah pinus dan wangi bunga 
mawar. Selain itu, karena letaknya yang tinggi, dari tempat ini Anda 
bisa menyaksikan lukisan alam kota Ambarawa dan genangan air Rawapening 
dengan latar Gunung Sumbing dan Sindoro. Benar-benar menakjubkan.
Komplek
 candi ini berderet dari bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan 
setapak bersemen. Satu candi yang berada di puncak paling tinggi disebut
 Puncak Nirwana.
Kuburan Dasamuka
Gunung 
Ungaran, tempat Candi ini, menurut cerita rakyat memiliki keterkaitan 
dengan perebutan Dewi Sinta antara Hanoman dan Dasamuka. Menurut cerita 
pewayangan, Dasamuka menculik Dewi Sinta dari sisi Rama, suaminya. 
Terjadilah perang besar untuk merebutnya. Dasamuka dan bala tentara 
raksasanya melawan Rama yang dibantu pasukan kera pimpinan Hanoman. 
Namun, Dasamuka yang sakti tak bisa mati kendati dirajam berbagai 
senjata oleh Rama. Karena itu, Hanoman yang anak dewa itu kemudian 
mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka. Jadilah Dasamuka
 tertimbun hidup-hidup oleh gunung yang kemudian disebut sebagai Gunung 
Ungaran.
Kabarnya, setiap hari Dasamuka kerap merintih dengan 
suara menggelegak meski suara itu diyakini berasal dari sumber air panas
 yang terdapat di tempat itu. Sumber air panas yang mengandung belerang 
itu menjadi tempat mandi untuk menghilangkan beberapa penyakit kulit.
Obyek
 wisata sejarah ini letaknya tak begitu jauh dari obyek wisata 
Bandungan, hanya sekitar 5 km. Terletak di Desa Candi, Kecamatan 
Somowono Ambarawa, Kabupaten Semarang, Candi Gedong Songo juga bisa Anda
 kunjungi melalui kota Ambarawa yang berjarak sekitar 15 km, yaitu ke 
arah barat melewati obyek wisata Bandungan. Jika dari Ungaran jaraknya 
hanya 12 km melalui Karangjati. Lokasinya mudah dijangkau karena banyak 
angkutan umum yang siap mengantar Anda ke sana.
Kalau Anda adalah 
tipe orang yang tidak mudah puas melihat sesuatu hanya sekali saja, Anda
 bisa bermalam di area bagian bawah sebelum Candi Gedong I. Area itu 
biasanya digunakan anak-anak muda yang hendak berkemah.                 
           
                                                        
                            
Editor :
 


 


 
 
 
 

0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !