UNGARAN, SABTU - Sebanyak 250 orang pecinta kereta 
api mengecat lokomotif uap di Museum Kereta Api Ambarawa, Kabupaten 
Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (5/7).
Orang-orang itu tergabung 
dalam Gerakan Peduli dan Cinta Kereta Api (Genta-KA). Mereka berasal 
dari berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan mereka tersebut dibuka
 oleh Kepala Subdirektorat Pengembangan Jaringan Perkeretaapian 
Direktorat Lalu Lintas dan KA Direktorat Jenderal (Ditjen) 
Perkeretaapian, Adi Hidriyono Sudarsono. Ia mewakili Sekretaris Ditjen 
Perkeretaapian Departemen Perhubungan, Nugroho Indrio.
Pengecatan lokomotif uap itu merupakan program preservasi dan edukatif yang dimotori oleh Majalah KA. Kegiatan tersebut sudah dilakukan sejak 28 Oktober 2007 sampai sekarang.
Pengecatan lokomotif uap itu merupakan program preservasi dan edukatif yang dimotori oleh Majalah KA. Kegiatan tersebut sudah dilakukan sejak 28 Oktober 2007 sampai sekarang.
Menurut Adi, Majalah KA dan rail 
fans itu memulai kegiatan tersebut dengan mengecat lokomotif uap seri B 
2209 koleksi Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. 
Kegiatan itu lalu dilanjutkan ke Museum KA Ambarawa.
Seperti juga 
Adi, Kepala Museum KA Ambarawa, Suharjono, mengatakan bahwa pihaknya 
menyambut baik kegiatan masyarakat yang peduli terhadap perkeretaapian 
di Indonesia. Terangnya, Museum KA Ambarawa menyimpan 12 lokomotif 
buatan 1891-1928. Sebagian besar bikinan Jerman dan Swiss.
Selain 
itu, museum tersebut juga menyimpan perlengkapan seragam petugas KA dan 
alat-alat perkeretaapian pada saat itu, seperti teleks, jam, dan tanda 
lalu lintas KA.
Suharjono berharap, dengan adanya kegiatan 
Genta-KA itu, jumlah pengunjung Museum KA Ambarawa akan meningkat. Di 
samping itu, kepedulian dan kecintaan masyarakat terhadap transportasi 
massal, khususnya KA, akan bertambah.
 
Budiyanto (7), seorang anak anggota Genta-KA asal Jakarta, mengaku merasa senang ikut kegiatan mengecat salah satu lokomotif asal Jerman buatan 1928. "Karena kena panas dan hujan, cat lokomotif itu mulai pudar dan perlu dicat kembali," katanya. (ANT)
Budiyanto (7), seorang anak anggota Genta-KA asal Jakarta, mengaku merasa senang ikut kegiatan mengecat salah satu lokomotif asal Jerman buatan 1928. "Karena kena panas dan hujan, cat lokomotif itu mulai pudar dan perlu dicat kembali," katanya. (ANT)
 


 
 
 
 
 

0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !